Selepas Kau Pergi
Matahari masih tertidur pagi ini, suasana jadi mendung dan dingin. Sekolah pun masih sepi, paling yang sering nampak ya siapa jika bukan pak Slamet, tukang kebun sekolah. Padahal, jam sudah menujukan pukul enam pagi, namun sekolah masih sepi. Berbeda dengan sekolah-sekolah lain. Yang jam enam pagi sudah full murid-murid. Sekolah macam apa ini.
Hingga seseorang menyapanya,"Pagi Jho....!!!" Suara itu membuat Jho tampak kelabakan memasukan bukunya ke dalam tas.
"Oh iya pagi..pagi...bikin kaget saja kamu Ran," sapa Jho dengan logat timurnya . "Tumben pagi sekali kamu datang Rani," tanya Jho balik.
"Iya, lagi ingin saja datang pagi, enak juga ya sepi hehehe," jawab gadis bernama Rani itu sambil tersenyum.
"Aku patah hati Jho, sekarang, hanya ingin menenagkan hatiku dulu. itu sebabnya aku datang lebih pagi," mendengar itu, Jho langsung memandang wajah Rani. Entah dia harus bahagia atau ikut bersedih, yang jelas dia sangat bersyukur karena Rani mau bercerita kepadanya.
"Ehm... tidak masalah kok Ran. Kamu masih beruntung, karena baru pendekatan. setidaknya, kamu bisa move on lebih cepat, ketimbang sudah jadian akan terasa lebuh sakit." Kata Jho.
"Iya kamu benar," jawab Rani sambil menyandarkan kepalanya kepundak Jho.
Jantung Jho langsung berdegub dengan kencang. keringat dingin mulai mengucur deras. Karena ini adalah kali pertama di dalam hidupnya ada gadis yang sedekat itu dengannya. Hari ini, bisa di bilang adalah hari keberuntungan Jho.
Semenjak kejadian itu, Rani suka berangkat pagi dan ngobrol bareng dengan Jho. Selain itu tak jarang mereka saling bercand, dan ngobrol sekitar music. Karena, Rani memiliki kesamaan dengan Jho, yaitu sama-sama penyuka Linkin Park.
Tak disangka-sangka kedekatan mereka berjalan sudah dua tahun, mulai dari kelas 2 sampai kelas 3. Namun, kedekatan mereka tidak banyak dari antara teman mereka yang tahu. Hanya saja, Jho belum mengutarakan perasaannya.
Jho takut jika nanti akan merusak persahabatan yang sudah di bangun dan kalaupun cintanya bertahut. Jho takut tidak bisa memberikan suatu hal yang terbaik untuk Rani. Baginya, kebahagiann Rani adalah yang utama. Jadi, Jho memilih untuk memendam rasa itu sendiri tanpa ada teman sekelasnya yang tahu. Hingga suatu saat.
"Dina..aku mau cerita sesuatu," ucap Rani.
Dina adalah teman baik Jho. Karena mereka satu kelas di jurusan Seni Rupa sedangkan Rani berbeda jurusan dengan mereka. Tapi, Rani juga cukup dekat dengan Dina. Dan sekarang Dia mau curhat tentang perasaan yang dia rasakan terhadap Jho dua tahun terakhir ini.
"Apa?"jawab Dina sambil mengunyah cilok kesukaannya.
"Aku sekarang kok sekarang deg...deg'an ya kalau dekat sama Jho,"
UHUK...UHUK.....respon yang sangat wajar dari seorang Dina. Tersedak cilok lantaran kaget mendengar pengakuan Rani.
"Din...din....gak apa-apa kah?"tanya Rani kuatir sambir mengusap-usap pundak Dina. Dia hanya menujukan jari jempolnya yang menandakan
"Aku tidak apa-apa". Setelah reda dari batuknya, Dina menaruh cilok itu di meja dan memandang Rani dalam-dalam. Tak lama kemudian memegang kepala Rani seakan memeriksa panas atau tidaknya kepala Rani. Karena risih, Rani menampih tangan Dina dan bertanya rada sewot
"Kamu itu kenapa sih aku serius,"
"Ehm, Jujur saja aku kaget,"jawab Dina. "Karena setahu aku kedekatan kalian biasa-biasa saja. Tidak yang gimana-gimana. Masak gitu aja isa deg-deg'an. Kamu suka sama Jho?" imbuhnya lagi
"Aku gak tahu pasti, Selama ini aku cukup dekat ma dia. Chat dan telpon juga, mungkin sudah satu tahun ini," jelas Rani
"What!"ekspersi kaget sesi dua dari Dina. Tak lama kemudian Dina tersenyum. Dan berkata,
"Tidak apa-apa Ran, wajar. Nanti coba aku untuk berbicara denganJho, ok,"
"Terima Kasih..." Rani tersenyum
Tak berselang lama, Dina mulai mencoba membantu Rani untuk mencari informasi tentang perasaan Jho. Saat kelas sepi, Dina yang duduk sebangku dengan Jho, mulai bertanya seputar Rani..
"Jho, aku lihat kamu deket sama Rani ya," Tebak Dina
"Kok tiba-tiba bahas Rani?" Tanya Jho dengan tatapan menelisik.
"Cuma tanya,"
"Iya, aku memang dekat dengannya." jawab Jho sambil menlanjutkan tugas gambarnya.
"Kamu itu kenapa? mau jadi detektif,"
"Aku hanya bertanya Jhonatan Andrew!!!!Kalau misal kalian sudah jadian ya tidak apa-apa. Tapi, jika belum segera nyatakan perasaan mu." Tegas Dina.
Wajah Jho langsung tertunduk lemah. dengan lirih dia menjawab. "Jujur, aku takut Din,"
"Apa yang kamu takutkan ha?"
"Aku takut jika di tolak Rani, dan kalau pun di terima apakah aku bisa membuatnya bahagia, "
Dina menghela nafas panjang. "Kamu suka dengan Rani tidak?"
"Suka,"
"Sayang gak?"
"Sayang,"
"Ya udah tembak,"tegas Dina."temen-temen ayo bantuin Jho buat nembak Rani,"teriak Dina kepada anak satu kelas.
"86!"teriak anak-anak dan acara penembakan pun dimulai.
Saat istirahat ke dua. Dina mengajak Rani ke studio lukis. Dan, Jho sudah ada dikelas saat itu. Setelah sudah masuk kelas. Dina dan teman-temannya mengunci studio tersebut. Rani tampak kaget ketika melihat sebuah kumpulan sketsa wajah Rani yang dilukis oleh Jho selama ini.
Dengan berlutut dan memegang sekuntum bunga sepatu yang nyolong di halaman depan rumah pak Slamet, Jho mulai memantapkan dirinya untuk berkata.
"Dua tahun lalu aku menyimpan perasaan ini kepadamu, karena aku takut mengungkapkan perasaan ku kepada mu. Namun, sekarang aku kumpulkan keberanianku untuk menyatakan semua kepada mu. Mau kah kamu jadi pacar ku Ran?"
"Aku janji sebisa mungkin aku akan buat ini adalah air mata terakhir kamu yang sudah kamu teteskan untuk aku, aku akan buat kamu bahagia. Sekalipun mungkin sulit karena kita gak tahu kedepannya bagaimana, aku mau berusaha buat kamu bahagia. Because I Love You Ran,"
"Loove you too Jojo,"
Team sukses Jhonatan mulai keluar dari persembunyian dan bereriak dengan girang "SUKSES...SUKSES,,,!"
Tiga bulan telah berlalu dari masa jadian Jho dan Rani. Selama ini, Jho benar-benar membuktikan airmata Rani yang diteteskan Rani tiga bulan lalu adalah air mata yang terakhir. Jho benarbenar membuat Rani bahagia.
Tapi sayang, kebahagian itu tak lama. Jam 5.00 pagi. Seperti biasanya Jho pergi kekamar mandi untuk mandi dan segera berangkat untuk menjemput kekasih hatinya.
Pagi itu, Jho tiba-tiba muntah darah sangat banyak.dan, dan sempat tak sadarkan diri, hingga dilarikan ke rumah sakit. Setibanya disana, Jho langsung dilarikan di UGD ( Unit Gawat Darurat ). Menurut keterangan dokter, Jho terkena liver akut dan sudah stadium akhir. Mendengar kabar itu Jho nekat mencabut infus yang ada di tangannya. Hingga membuat darah mengucur deras dari tangannya. Dia memohon supaya di ijinkan untuk bertemu dengan Rani di sekolah.
"Jho mau sekolah, Jho harus bertemu Rani. Ijinkan Jho Ma..Pa.."
Mendengar itu Papa Jho sangat emosi. "Rani saja yang suruh kesini,"
"Tidak pa... Jho gak mau Rani menangis. Jho mau kesekolah,!". Akhirnya, kedua orang tua Jhonatan mengijinkannya untuk kesekolah.
Seakan mendapat firasat terakhir Jho ingin memberikan suatu yang berkesan untuk Rani di hari terakhirnya. Jho benar-benar sadar bahwa dia akan meninggalkan Rani. Karena, Jho sudah tahu sakit yang dia derita setelah satu bulan pacaran dengan Rani.
Ditambah lagi, semalam Rani chat kepadanya, "Aku bermimpi kamu pergi jauh dengan memakai baju putih, kamu ganteng banget. Tapi aku gak tahu kamu kemana. Aku manggil, kamu cuma cium keningku bilang i love you Rara ku terus pergi,"
Setibanya disekolah. Jho segera bergegas untuk mencari Rani dan menarik Rani untuk pergi bersamanya.
"Rara, aku kan perna janji akan mengajak kamu main kemana aja. Hari ini, Aku bawa mobil jadi kita bisa pergi kemana-mana,"
"Ada supir,"
Rani tersenyum dan mereka pun pergi kebanyak tempat. Mulai dari taman bermain, makan di tempat romantis, dan yang terakhir di satu tempat yang sangat mereka sukai, teras yang ada di depan bengkel kerja anak Kerajinan. Tempat pertama kali mereka bertemu dan akan menjadi tempat terakhir kalinya mereka bertemu.
Jhonatan merangkul Rani sangat mesra. Dan, Rani memeluk lengan Jho dengan erat. Benar-benar malam terakhir yang memilukan. Jho mulai merasa mual. Saat itu Jho mulai siap - siap menghubungi sopirnya yang berarti 5 menit lagi bawa aku ( Jho ) ke Rumah Sakit.
"Rani aku minta maaf. Jika aku tidak bisa membahagiakan kamu." dengan mengerutkan dahi Rani menjawab
"JHOOOOOO!!!!!!!!!!!!!!! teriakan Rani memecahkan keheningan sekolah
Jho segera dilarikan ke rumah sakit. Dan disaat-saat terkhir di kamar UGD Rani menemani Jho dengan setia. Saat Jho mulai sadar. Dia memegang tangan Rani dengan sekuat tenaga berkata lirih.
"Jangan tinggalin aku," Isak Rani
"Aku tetep di hati kamu. Dan menjagamu slalu, i love you," uca Jho untuk terakhir kalinya dan dia sudah pergi.
THE END
Komentar
Posting Komentar